ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN BANK ( TKS ) PADA PT BPR PRIMANADI, TAHUN 2008.*
OLEH : IDA BGS. EKA ARTIKA *
Abstrak.Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang keuangan yang
melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara konvensioal atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BPR sebagai lembaga keuangan
merupakan lembaga kepercayaan, karena
merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary), antara pihak yang kelebihan dana yang
mempercayakan pengelolaan dananya kepada BPR untuk menyalurkannya kepada pihak
yang memerlukan dana berupa kredit. Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat,
BPR harus meningkatkan kinerja
keuangannya dari waktu ke waktu, karena
hanya dengan memiliki kinerja yang baik, maka lembaga perbankan khususnya BPR
akan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, khususnya dalam menyimpan
kelebihan dana yang dimiliki oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan tingkat kesehatan PT BPR Primanadi dengan menganalisis kinerja
keuangannya berdasarkan metode CAEL. Dengan
metode penelitian deskriptif dan metode
pengumpulan data secara kasus, serta cara analisis dengan menghitung
rasio-asio keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank tersebut,
diperoleh hasil bahwa PT BPR Primanadi merupakan BPR yang masuk kategori sehat,
dengan melihat indikator-indikator rasio keuangannya, seperti CAR yang sebesar
17,18 %; rasio KAP sebesar 0,76 %; rasio NPL sebesar 1,48 %;
rasio BOPO sebesar 70,02 %; rasio ROA sebesar 4,57 %; rasio kas (cash ratio) sebesar 3,55 % dan
rasio LDR sebesar 77,95 %.. Dari rasio-rasio tersebut hanya rasio kas (cash
ratio) yang berada pada kategori cukup sehat, sedangkan rasio-rasio yang lain
telah melampaui persyaratan sebagai bank yang sehat. Dari hasil penilaian
inerja keuangan tersebut, disarankan agar PT BPR Primanadi terus mempertahankan
predikat bank yang sehat, dan ke depan agar berusaha meningkatkan rasio kasnya
agar semua indicator kesehatan bank dapat terpenuhi sehingga PT BPR Primanadi
menjadi lembaga keuangan mikro yang dapat dipercaya oleh masyarakat.
Kata Kunci : Bank Perkreditan Rakyat, Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Indikator Tingkat Kesehatan Bank.
* Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram.
PENDAHULUAN
Dampak krisis keuangan yang melanda Indonesia, khususnya daerah NTB pada tahun 2008 tidak menunjukkan adanya tekanan terhadap industri perbankan. Hal ini tercermin dari indikator dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun pada posisi bulan Desember 2008 tercatat sebesar Rp. 5,17 trilliun. Di sisi kualitas kredit, indikator non performing loan (NPL) juga terus mengalami penurunan yang mengindikasikan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di NTB relatif belum mempengaruhi kemampuan mengembalikan angsuran kredit (repayment capacity) debitur, khususnya debitur usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). ( Statistik Ekonomi Keuangan Daerah NTB, Edisi Januari 2009). Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, BPR harus meningkatkan kinerja keuangannya dari waktu ke waktu, karena hanya dengan memiliki kinerja yang baik, maka lembaga perbankan khususnya BPR akan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, khususnya dalam menyimpan kelebihan dana yang dimiliki oleh masyarakat. Untuk mengukur kinerja keuangan BPR, alat ukur yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan, yang meliputi rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, rasio rentabilitas/ profitabilitas, rasio efisiensi, rasio kualitas aktiva produktif, dan rasio solvabilitas. Dalam kaitannya untuk mengukur tingkat kesehatan BPR, metode yang digunakan disebut dengan metode CAMEL, yaitu dengan menilai rasio permodalan (Capital), rasio kualitas aktiva produktif (Asset Quality), Manajemen (Management), rasio rentabilitas (Earnings ability) dan rasio Likuiditas (Liquidity). PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Primanadi merupakan salah satu BPR yang terdapat di kota Mataram, yang menunjukkan perkembangan yang cukup pesat khususnya dalam 10 tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2000, di mana sebelum tahun 2000 BPR Primanadi merupakan BPR yang terus merugi. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penulis bermaksud menjadikan PT BPR Primanadi sebagai obyek penelitian, untuk mengukur tingkat kesehatan BPR tersebut melalui kinerja keuangannya, khususnya pada tahun buku 2008. Sebagai gambaran kinerja PT BPR Primanadi pada tahun buku 2008, berikut akan ditampilkan neraca publikasi, per 31 Desember 2008 sebagai berikut :
Tabel 1:
Neraca PT BPR Primanadi
Per 31 – 12 – 2008 ( Rp. 000)
Sumber : PT BPR Primanadi, 2009.
Dari neraca publikasi per 31 Desember 2008 di atas, terlihat bahwa asset yang dikelola oleh PT BPR Primanadi sebesar Rp. 71.208.457.000,- di mana laba yang diperoleh pada tahun buku tersebut adalah sebesar Rp. 2.297.259.000,- Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu kiranya dilakukan analisis tentang kinerja keuangannya untuk mengetahui tingkat kesehatan PT BPR Primanadi tahun 2008.
PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana tingkat kesehatan PT BPR Primanadi, dilihat dari kinerja keuangannya ? “
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain adalah :
a. Tujuan penelitian
- Untuk mengetahui tingkat kesehatan (TKS) PT BPR Primanadi dilihat dari kinerja keuangannya.
b. Manfaat Penelitian
- Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan kajian bagi pengurus maupun pengelola PT BPR Primanadi dalam pengambilan keputusan maupun meningkatkan kinerjanya di masa mendatang
- Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya, untuk menggali berbagai persoalan untuk dipecahkan dalam rangka memperkuat lembaga BPR sebagai Lembaga Keuangan Mikro dalam menunjang pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat.
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian BPRdalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk umum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Daerah (PD) dan Koperasi. (UU No. 10 tahun 1998).
Tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR pada dasarnya hampir sama dengan penilaian tingkat kesehatan bank umum, namun karena usaha yang boleh dilakukan oleh BPR lebih terbatas dibandingkan dengan bank umum, maka terdapat beberapa penyederhanaan dari penilaian tingkat kesehatan BPR.
Sesuai dengan SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR dan SE BI No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR, faktor-faktor dan komponen CAMEL yang dinilai adalah sebagai berikut :
a. Faktor Permodalan (Capital), yaitu dengan menilai rasio permodalan (CAR), antara modal bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko, dimana komponen rasio CAR ini diberikan bobot sebesar 30 %..
b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality), yaitu penilaian kualitas asset yang mencerminkan kondisi asset bank dengan kemampuan manajemen dalam mengelola kredit. Komponen kualitas aktiva produktif ini dinilai berdsarkan :
- Rasio Kualitas Aktiva Produktif dengan bobot sebesar 25 b% dan
- Rasio PPAP/NPL dengan bobot 5 %.
c. Faktor Manajemen (Management), yaitu dengan mengukur keterampilan manajerial dan profesionalisme perbankan dari pengelola BPR. Aspek manajemen mempunyai bobot sebesar 20 %. Aspek manajemen karena merupakan aspek yang kualitatif, dalam pengukuran TKS yang berkaitan dengan kinerja keuangan BPR, tidak dimasukkan dalam analisis penelitian ini.
d. Faktor rentabilitas (Earning ability), didasarkan pada dua rasio keuangan yaitu :
- Rasio ROA, yaitu perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset, dengan bobot sebesar 5 %
- Rasio BOPO yaitu perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dengan bobot sebesar 5 %
e. Faktor likuiditas (liquidity), yaitu mengukur rasio likuaiditas yang mencerminkan bagaimana suatu bank dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar semua deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa penangguhan (Mulyono, 1995). Rasio yang diukur dalam faktor likuiditas ini adalah :
- Cash rasio, yaitu perbandingan antara jumlah dana dengan jumlah kewajiban lancar, dengan bobot sebesar 5 %
- Rasio LDR, yaitu perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga yang dihimpun, dengan bobot sebesar 5 %.
Adapun indikator kinerja keuangan dari komponen-komponen penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TKS), khususnya dilihat dari rasio-rasio yang keuangannya (CAEL), adalah sebagai berikut :
Tabel 2 : Indikator keuangan masing-masing komponen penilaian TKS Bank
Sumber : SK DIR BI No.
30/12/KEP/DIR/97
METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu masalah yang ada pada waktu sekarang berdasarkan pada cara pengumpulan data, menyusunnya, menjelaskannya, menganalisis dan menarik kesimpulan (Surakhmad, 1998, 139). Menurut Travers dalam Umar (2000, 22) metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
b. Lokasi
Lokasi penelitian pada PT BPR Primanadi, Jln. A.A. Gede Ngurah, Cakranegara Kota Mataram.
c. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah metode kasus, yaitu penelitian yang berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat (Nazir, 1998, 66). Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui data dokumentasi data terkait dengan penelitian ini.
d. Metode Analisis Data
Metode analisis data dilakukan dengan cara melakukan perhitungan terhadap kinerja keuangan bank, untuk menentukan tingkat kesehatan bank, menggunakan metode CAEL, dengan rumus-rumus sebagai berikut :
(1) Faktor Capital
CAR = Modal Bank/ATMR x 100 %
(2) Faktor Asset Quality
KAP = Total APYD*/Total Aktiva Produktif x 100 %
* APYD = aktiva produktif yang diklasifikasikan
(3) Faktor Earning Ability
a. ROA = Laba sebelum pajak/Rata-rata Total Asset x 100 %
b. BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional x 100 %
(4) Faktor Liquidity
a. Cash Ratio = Jumlah dana / Jumlah kewajiban lancar x 100 %
b. LDR = Jml Kredit yang diberikan/Dana Pihak Ketiga x 100 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan perumusan masalah, dari hasil penelitian diperoleh data-data yang berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan, yang terdiri dari 4 faktor yang terdiri dari faktor kapital/modal, kualitas asset, rentabilitas dan likuiditas.
a. Faktor Kapital. Berkaitan dengan modal yang dimiliki oleh PT BPR Primanadi, untuk menghiung rasio CAR, diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 3 : Struktur Modal dan ATMR PT BPR Primanadi, Tahun 2008
* ATMR = aktiva tertimbang
menurut risiko.
Sumber : PT BPR Primanadi,
2009.
Dari tabel di atas, dapat dihitung rasio kecukupan modal (CAR) dari PT BPR Primanadi, yaitu sebagai berikut :
CAR = Rp. 8.477.311/49.347.362 x 100 % = 17,18 %.
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai CAR PT BPR Primanadi sebesar 17,18 % yang berarti bahwa PT BPR Primanadi telah memenuhi syarat rasio kecukupan modal yaitu melebihi persyaratan lebih dari 8,0 %. Dari segi kecukupan modal, PT BPR Primanadi dikategorikan sebagai BPR yang sehat.
b. Faktor Kualitas Asset Dilihat dari kualitas asset, maka PT BPR Primanadi memiliki aktiva produktif, seperti dalam tabel 4 berikut :
Tabel 4 : Jumlah Aktiva Produktif PT BPR Primanadi, tahun 2008.
Sumber : PT BPR Primanadi,
2009.
Berdasarkan data di atas, untuk menghitung kualitas aktiva produktif maupun Non Performing Loan (NPL), dilakukan sebagai berikut :
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) = (50%x KL+75%xD + 100%xM)
APYD = Rp. 201.790 + Rp.83.996 + Rp.172.705 = Rp. 458.491
KAP = APYD/JAP x 100 % = Rp. 458.491/Rp. 60.484.973 x 100 % = 0,76
Dengan melihat hasil perhitungan KAP dihubungkan dengan indikator kesehatan bank, maka nilai KAP PT BPR Primanadi = 0,76, tergolong sebagai b BPR yang sehat.
Adapun nilai NPL = (KL + D + M) / JK x 100 %
NPL = Rp.688.280/Rp. 46.424.567 x 100 % = 1,48 %.
Dilihat dari persyaratan NPL yang lebih kecil dari 5 %, maka PT BPR Primanadi dapat dikategorikan sebagai BPR yang sehat.
c. Faktor Rentabilitas
Dalam faktor rentabilitas, akan dihitung dua rasio, yaitu rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO), serta Return on Asset (ROA). Penentuan BOPO dan ROA pada PT BPR Primanadi, berdasarkan pada data tabel 5 berikut :
Tabel 5 : Biaya, Pendapatan Operasional dan Laba pada PT BPR Primanadi, Th 2008.
Sumber : PT BPR PRIMANADI,
TH. 2009
Dari data di atas, maka rasio BOPO maupun ROA dapat dihitung sebagai berikut :
BOPO = Rp. 7.374.836/Rp. 10.533.078 x 100% = 70,02.
ROA = Rp. 3.256.799/Rp. 71.208.467 x 100% = 4,57
Dilihat dari kedua indikator tersebut di atas, maka PT BR Primanadi dikategorikan BPR yag sehat, karena kedua hasil perhitungan BOPO maupun ROA menunjukkan indikator yang melampaui persyaratan bank yang sehat.
d. Faktor likuiditas Dari sisi likuiditas, juga akan diukur dua indikator, yaitu rasio kas (Cash Ratio) dan loan to deposit ratio (LDR). Adapun data untuk menghitung kedua indikator tersebut disajikan pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6 : Jumlah Alat likuid, Kewajiban Lancar, Dana Pihak Ketiga, Jumlah Kredit yang Disalurkan dan Jumlah Dana pada PT BPR Pimanadi, Tahun 2008.
Sumber : PT BPR Primanadi, ahun 2009.
Berdasarkan data di atas, maka Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio pada PT BPR Primanadi dapat dihitung, sebagai berikut :
Cash Ratio = Jml Alat Likuid/Jml Kewajiban lancer x 100 %
Cash Ratio = Rp. 1.820.875/Rp. 51.305.648 x 100 % = 3,55 %
LDR = Jml Kredit yg disalurkan/ Jml Dana x 100%
LDR = Rp. 46.424.567 / Rp. 59.553.909 x 100 % = 77,95 %
Dari kedua indikator di atas, ternyata PT BPR Primanadi menunjukkan bahwa indikator cash rationya berada pada kategori cukup sehat, sedangkan untuk LDR pada kategori sehat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil perhitungan kinerja keuangan PT BPR Primanadi per 31 Desember 2008, dapat disimpulkan bahwa PT BPR Primanadi dikategorikan sebagai BPR yang sehat, karena dari 7 rasio yang dihitung dengan metode CAEL, 6 rasio berada pada kategori sehat dan hanya 1 rasio, yaitu rasio kas (cash ratio) berada pada kategori cukup sehat.
Saran
Dengan melihat hasil analisis terhadap kinerja keuangan PT BPR Primanadi pada tahun buku 2008, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
a. PT BPR Primanadi diharapkan terus mempertahankan kinerja keuangannya selama ini dengan terus meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia pengelola BPR tersebut untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.
b. Mengingat nilai cash ratio termasuk kategori cukup sehat, maka indikator ini perlu ditingkatkan lagi agar semua indikator pada kinerja keuangan khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank tetap terjaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
………, 1997, SK. DIR BI No. 30/12/KEP/97 dan SE BI No. 30/3/UPPB/97 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan BPR, Bank Indonesia
………, 2009, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah NTB Edisi Januari 2009, Kantor Bank Indonesia Mataram
………, Bank Indonesia Mataram, 2010, Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Propinsi Nusa tenggara Barat, Vol. 10, Nomor 1, Januari 2010.
Dendawijaya, Lukman, Ir, MM, 2005, Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, Indonesia.
Nazir Moh., (1998), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sugiyono, (1999), Statistika Untuk Penelitian , Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
________, (2001), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
Surakhmad, Winarno., (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik, Penerbit Tarsito Bandung.
Suyatno, Thomas, dkk., 2001, Kelembagaan Perbankan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Umar, Husein (2000), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan.
‘* Naskah ini dimuat pada : Media Informasi Ilmiah Universitas Mahasaraswati Mataram, GANECSWARA, Vol 4 Nomor 3, DESEMBER 2010, ISSN : 1978 - 0125.
Sumber : Jurnal ini telah diupload di gusekaartika.blogspot.com dengan Judul "Analisis Kinerja Keuangan Untuk Menentukan Tingkat Kesehatan Bank (TKS) Pada PT. BPR Primadi, Tahun 2008", http://gusekaartika.blogspot.com/2012/03/analisis-kinerja-keuangan-untuk.html
Kata Kunci : Bank Perkreditan Rakyat, Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Indikator Tingkat Kesehatan Bank.
* Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram.
PENDAHULUAN
Dampak krisis keuangan yang melanda Indonesia, khususnya daerah NTB pada tahun 2008 tidak menunjukkan adanya tekanan terhadap industri perbankan. Hal ini tercermin dari indikator dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun pada posisi bulan Desember 2008 tercatat sebesar Rp. 5,17 trilliun. Di sisi kualitas kredit, indikator non performing loan (NPL) juga terus mengalami penurunan yang mengindikasikan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di NTB relatif belum mempengaruhi kemampuan mengembalikan angsuran kredit (repayment capacity) debitur, khususnya debitur usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). ( Statistik Ekonomi Keuangan Daerah NTB, Edisi Januari 2009). Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, BPR harus meningkatkan kinerja keuangannya dari waktu ke waktu, karena hanya dengan memiliki kinerja yang baik, maka lembaga perbankan khususnya BPR akan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, khususnya dalam menyimpan kelebihan dana yang dimiliki oleh masyarakat. Untuk mengukur kinerja keuangan BPR, alat ukur yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan, yang meliputi rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, rasio rentabilitas/ profitabilitas, rasio efisiensi, rasio kualitas aktiva produktif, dan rasio solvabilitas. Dalam kaitannya untuk mengukur tingkat kesehatan BPR, metode yang digunakan disebut dengan metode CAMEL, yaitu dengan menilai rasio permodalan (Capital), rasio kualitas aktiva produktif (Asset Quality), Manajemen (Management), rasio rentabilitas (Earnings ability) dan rasio Likuiditas (Liquidity). PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Primanadi merupakan salah satu BPR yang terdapat di kota Mataram, yang menunjukkan perkembangan yang cukup pesat khususnya dalam 10 tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2000, di mana sebelum tahun 2000 BPR Primanadi merupakan BPR yang terus merugi. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penulis bermaksud menjadikan PT BPR Primanadi sebagai obyek penelitian, untuk mengukur tingkat kesehatan BPR tersebut melalui kinerja keuangannya, khususnya pada tahun buku 2008. Sebagai gambaran kinerja PT BPR Primanadi pada tahun buku 2008, berikut akan ditampilkan neraca publikasi, per 31 Desember 2008 sebagai berikut :
Tabel 1:
Neraca PT BPR Primanadi
Per 31 – 12 – 2008 ( Rp. 000)
No | Keterangan | Sandi | Jumlah (Rp. 000) |
AKTIVA | |||
1 | Kas | 100 | 46.657 |
2 | Antar Bank Aktiva 1 | 120 | 14.060.406 |
3 | Kredit yang diberikan 2) | 130 | 46.424.567 |
4 | Penyish Penghps Aktiva Produktif (PPAP) 3) | 140 | (493.030) |
5 | Aktiva tetap dan inventaris | ||
a. Tanah dan gedung | 161 | 179.066 | |
b. Akumulasi penyust gedung | 162 | (57.236) | |
c. Inventaris | 165 | 1.787.189 | |
d. Akum penyust invetaris | 166 | (1.022.089) | |
6 | Antarkantor aktiva | 170 | 9.068.990 |
7 | Rupa-rupa aktiva 4) | 180 | 1.213.947 |
Total Aktiva | 190 | 71.208.457 | |
Passiva | |||
1 | Kewajiban yg segera dpt dibayar | 200 | 180.781 |
2 | Tabungan 5) | 210 | 12.802.240 |
3 | Deposito Berjangka 6) | 220 | 38.503.039 |
4 | Antarbank Passiva 7) | 240 | 2.281.913 |
5 | Antarkantor Passiva | 260 | 9.068.990 |
6 | Rupa-rupa Passiva 8) | 270 | 1.474.245. |
7 | Modal | ||
a. Modal Dasar | 281 | 5.000.000 | |
b. Modal yang Belum Disetor | 282 | (2.500.000) | |
8 | Cadangan | ||
a. Cadangan umum | 291 | 500.000 | |
b. Laba yang Ditahan | 295 | 1.600.000 | |
9 | Laba/Rugi | ||
a. Laba Tahun Berjalan | 307 | 2.297.259 | |
Total Passiva | 310 | 71.208.457 |
Dari neraca publikasi per 31 Desember 2008 di atas, terlihat bahwa asset yang dikelola oleh PT BPR Primanadi sebesar Rp. 71.208.457.000,- di mana laba yang diperoleh pada tahun buku tersebut adalah sebesar Rp. 2.297.259.000,- Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu kiranya dilakukan analisis tentang kinerja keuangannya untuk mengetahui tingkat kesehatan PT BPR Primanadi tahun 2008.
PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana tingkat kesehatan PT BPR Primanadi, dilihat dari kinerja keuangannya ? “
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain adalah :
a. Tujuan penelitian
- Untuk mengetahui tingkat kesehatan (TKS) PT BPR Primanadi dilihat dari kinerja keuangannya.
b. Manfaat Penelitian
- Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan kajian bagi pengurus maupun pengelola PT BPR Primanadi dalam pengambilan keputusan maupun meningkatkan kinerjanya di masa mendatang
- Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya, untuk menggali berbagai persoalan untuk dipecahkan dalam rangka memperkuat lembaga BPR sebagai Lembaga Keuangan Mikro dalam menunjang pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat.
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian BPRdalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk umum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Daerah (PD) dan Koperasi. (UU No. 10 tahun 1998).
Tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR pada dasarnya hampir sama dengan penilaian tingkat kesehatan bank umum, namun karena usaha yang boleh dilakukan oleh BPR lebih terbatas dibandingkan dengan bank umum, maka terdapat beberapa penyederhanaan dari penilaian tingkat kesehatan BPR.
Sesuai dengan SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR dan SE BI No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR, faktor-faktor dan komponen CAMEL yang dinilai adalah sebagai berikut :
a. Faktor Permodalan (Capital), yaitu dengan menilai rasio permodalan (CAR), antara modal bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko, dimana komponen rasio CAR ini diberikan bobot sebesar 30 %..
b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality), yaitu penilaian kualitas asset yang mencerminkan kondisi asset bank dengan kemampuan manajemen dalam mengelola kredit. Komponen kualitas aktiva produktif ini dinilai berdsarkan :
- Rasio Kualitas Aktiva Produktif dengan bobot sebesar 25 b% dan
- Rasio PPAP/NPL dengan bobot 5 %.
c. Faktor Manajemen (Management), yaitu dengan mengukur keterampilan manajerial dan profesionalisme perbankan dari pengelola BPR. Aspek manajemen mempunyai bobot sebesar 20 %. Aspek manajemen karena merupakan aspek yang kualitatif, dalam pengukuran TKS yang berkaitan dengan kinerja keuangan BPR, tidak dimasukkan dalam analisis penelitian ini.
d. Faktor rentabilitas (Earning ability), didasarkan pada dua rasio keuangan yaitu :
- Rasio ROA, yaitu perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset, dengan bobot sebesar 5 %
- Rasio BOPO yaitu perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dengan bobot sebesar 5 %
e. Faktor likuiditas (liquidity), yaitu mengukur rasio likuaiditas yang mencerminkan bagaimana suatu bank dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar semua deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa penangguhan (Mulyono, 1995). Rasio yang diukur dalam faktor likuiditas ini adalah :
- Cash rasio, yaitu perbandingan antara jumlah dana dengan jumlah kewajiban lancar, dengan bobot sebesar 5 %
- Rasio LDR, yaitu perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga yang dihimpun, dengan bobot sebesar 5 %.
Adapun indikator kinerja keuangan dari komponen-komponen penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TKS), khususnya dilihat dari rasio-rasio yang keuangannya (CAEL), adalah sebagai berikut :
Tabel 2 : Indikator keuangan masing-masing komponen penilaian TKS Bank
No | Faktor CAEL | Nama Rasio | Skala Rasio | Predikat |
1 | Capital | C A R |
> 8,0 %
> 7,9 % - < 8,0 % > 6,5 % - < 7,9 % < 6,5 % |
Sehat
Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat |
2 | Asset Quality | KAP |
0,00 % -
< 10,35 %
>10,35 % - < 12,60 % >12,60 % - < 14,85 % > 14,85 % |
Sehat
Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat |
3 | Earning Ability | a. ROA |
> 1,215 %
>0,999 % - < 1,215 % >0,765 % - < 0,999 % < 0,765 % |
Sehat
Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat |
b. BOPO |
< 93,52
> 93,52 - < 94,72 > 94,72 - < 95,92 > 95,92 |
Sehat
Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat |
||
4 | Liquidity | a. Cash Ratio |
> 4,05 %
> 3,30 % - < 4,05 % > 2,55 % - < 3,30 % < 2,55 % |
Sehat
Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat |
b. LDR |
< 94,75
> 94,75 - < 98,50 > 98,50 - < 102,25 > 102,25 |
Sehat
Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat |
METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu masalah yang ada pada waktu sekarang berdasarkan pada cara pengumpulan data, menyusunnya, menjelaskannya, menganalisis dan menarik kesimpulan (Surakhmad, 1998, 139). Menurut Travers dalam Umar (2000, 22) metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
b. Lokasi
Lokasi penelitian pada PT BPR Primanadi, Jln. A.A. Gede Ngurah, Cakranegara Kota Mataram.
c. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah metode kasus, yaitu penelitian yang berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat (Nazir, 1998, 66). Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui data dokumentasi data terkait dengan penelitian ini.
d. Metode Analisis Data
Metode analisis data dilakukan dengan cara melakukan perhitungan terhadap kinerja keuangan bank, untuk menentukan tingkat kesehatan bank, menggunakan metode CAEL, dengan rumus-rumus sebagai berikut :
(1) Faktor Capital
CAR = Modal Bank/ATMR x 100 %
(2) Faktor Asset Quality
KAP = Total APYD*/Total Aktiva Produktif x 100 %
* APYD = aktiva produktif yang diklasifikasikan
(3) Faktor Earning Ability
a. ROA = Laba sebelum pajak/Rata-rata Total Asset x 100 %
b. BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional x 100 %
(4) Faktor Liquidity
a. Cash Ratio = Jumlah dana / Jumlah kewajiban lancar x 100 %
b. LDR = Jml Kredit yang diberikan/Dana Pihak Ketiga x 100 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan perumusan masalah, dari hasil penelitian diperoleh data-data yang berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan, yang terdiri dari 4 faktor yang terdiri dari faktor kapital/modal, kualitas asset, rentabilitas dan likuiditas.
a. Faktor Kapital. Berkaitan dengan modal yang dimiliki oleh PT BPR Primanadi, untuk menghiung rasio CAR, diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 3 : Struktur Modal dan ATMR PT BPR Primanadi, Tahun 2008
No | Uraian | Jumlah ( Rp. 000) |
1 | Modal Inti | 8.248.630 |
2 | Modal Pelengkap | 228.681 |
3 | ATMR* | 49.347.362 |
Dari tabel di atas, dapat dihitung rasio kecukupan modal (CAR) dari PT BPR Primanadi, yaitu sebagai berikut :
CAR = Rp. 8.477.311/49.347.362 x 100 % = 17,18 %.
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai CAR PT BPR Primanadi sebesar 17,18 % yang berarti bahwa PT BPR Primanadi telah memenuhi syarat rasio kecukupan modal yaitu melebihi persyaratan lebih dari 8,0 %. Dari segi kecukupan modal, PT BPR Primanadi dikategorikan sebagai BPR yang sehat.
b. Faktor Kualitas Asset Dilihat dari kualitas asset, maka PT BPR Primanadi memiliki aktiva produktif, seperti dalam tabel 4 berikut :
Tabel 4 : Jumlah Aktiva Produktif PT BPR Primanadi, tahun 2008.
No | Uraian | Jumlah ( Rp. 000) |
1 | Antar Bank Aktiva (ABA) | 14.060.406 |
2 | Jumlah Kredit (JK) | |
- Lancar (L) | 45.736.287 | |
- Kurang Lancar (KL) | 403.580 | |
- Diragukan (D) | 111.995 | |
- Macet | 172.705 | |
Jumlah Aktiva Produktif (JAP) | 60.484.973 |
Berdasarkan data di atas, untuk menghitung kualitas aktiva produktif maupun Non Performing Loan (NPL), dilakukan sebagai berikut :
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) = (50%x KL+75%xD + 100%xM)
APYD = Rp. 201.790 + Rp.83.996 + Rp.172.705 = Rp. 458.491
KAP = APYD/JAP x 100 % = Rp. 458.491/Rp. 60.484.973 x 100 % = 0,76
Dengan melihat hasil perhitungan KAP dihubungkan dengan indikator kesehatan bank, maka nilai KAP PT BPR Primanadi = 0,76, tergolong sebagai b BPR yang sehat.
Adapun nilai NPL = (KL + D + M) / JK x 100 %
NPL = Rp.688.280/Rp. 46.424.567 x 100 % = 1,48 %.
Dilihat dari persyaratan NPL yang lebih kecil dari 5 %, maka PT BPR Primanadi dapat dikategorikan sebagai BPR yang sehat.
c. Faktor Rentabilitas
Dalam faktor rentabilitas, akan dihitung dua rasio, yaitu rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO), serta Return on Asset (ROA). Penentuan BOPO dan ROA pada PT BPR Primanadi, berdasarkan pada data tabel 5 berikut :
Tabel 5 : Biaya, Pendapatan Operasional dan Laba pada PT BPR Primanadi, Th 2008.
No | Uraian | Jumlah ( Rp. 000) |
1 | Biaya Operasional | 7.374.836 |
2 | Pendpatan Opeasional | 10.533.078 |
3 | Laba/Rugi Tahun Berjalan Sblm Pajak (EBT) | 3.256.799 |
4 | Rata-rata total aktiva | 71.208.467 |
Dari data di atas, maka rasio BOPO maupun ROA dapat dihitung sebagai berikut :
BOPO = Rp. 7.374.836/Rp. 10.533.078 x 100% = 70,02.
ROA = Rp. 3.256.799/Rp. 71.208.467 x 100% = 4,57
Dilihat dari kedua indikator tersebut di atas, maka PT BR Primanadi dikategorikan BPR yag sehat, karena kedua hasil perhitungan BOPO maupun ROA menunjukkan indikator yang melampaui persyaratan bank yang sehat.
d. Faktor likuiditas Dari sisi likuiditas, juga akan diukur dua indikator, yaitu rasio kas (Cash Ratio) dan loan to deposit ratio (LDR). Adapun data untuk menghitung kedua indikator tersebut disajikan pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6 : Jumlah Alat likuid, Kewajiban Lancar, Dana Pihak Ketiga, Jumlah Kredit yang Disalurkan dan Jumlah Dana pada PT BPR Pimanadi, Tahun 2008.
No | Uraian | Jumlah ( Rp. 000) |
1 | Kas | 46.657 |
2 | Antar Bank Aktiva (ABA) | 50.225 |
3 | Tabungan | 1.723.993 |
4 | Jumlah Alat Likuid | 1.820.875 |
5 | Kewajiban Lancar/Segera | 369 |
6 | Dana Pihak Ketiga | 51.305.279 |
Jumlah Kewajiban Lancar | 51.305.648 | |
7 | Jumlah Kredit yang Disalurkan | 46.424.567 |
8 | Jumlah Dana (Tab, Dposito, Modal Inti) | 59.553.909 |
Berdasarkan data di atas, maka Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio pada PT BPR Primanadi dapat dihitung, sebagai berikut :
Cash Ratio = Jml Alat Likuid/Jml Kewajiban lancer x 100 %
Cash Ratio = Rp. 1.820.875/Rp. 51.305.648 x 100 % = 3,55 %
LDR = Jml Kredit yg disalurkan/ Jml Dana x 100%
LDR = Rp. 46.424.567 / Rp. 59.553.909 x 100 % = 77,95 %
Dari kedua indikator di atas, ternyata PT BPR Primanadi menunjukkan bahwa indikator cash rationya berada pada kategori cukup sehat, sedangkan untuk LDR pada kategori sehat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil perhitungan kinerja keuangan PT BPR Primanadi per 31 Desember 2008, dapat disimpulkan bahwa PT BPR Primanadi dikategorikan sebagai BPR yang sehat, karena dari 7 rasio yang dihitung dengan metode CAEL, 6 rasio berada pada kategori sehat dan hanya 1 rasio, yaitu rasio kas (cash ratio) berada pada kategori cukup sehat.
Saran
Dengan melihat hasil analisis terhadap kinerja keuangan PT BPR Primanadi pada tahun buku 2008, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
a. PT BPR Primanadi diharapkan terus mempertahankan kinerja keuangannya selama ini dengan terus meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia pengelola BPR tersebut untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.
b. Mengingat nilai cash ratio termasuk kategori cukup sehat, maka indikator ini perlu ditingkatkan lagi agar semua indikator pada kinerja keuangan khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank tetap terjaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
………, 1997, SK. DIR BI No. 30/12/KEP/97 dan SE BI No. 30/3/UPPB/97 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan BPR, Bank Indonesia
………, 2009, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah NTB Edisi Januari 2009, Kantor Bank Indonesia Mataram
………, Bank Indonesia Mataram, 2010, Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Propinsi Nusa tenggara Barat, Vol. 10, Nomor 1, Januari 2010.
Dendawijaya, Lukman, Ir, MM, 2005, Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, Indonesia.
Nazir Moh., (1998), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sugiyono, (1999), Statistika Untuk Penelitian , Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
________, (2001), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
Surakhmad, Winarno., (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik, Penerbit Tarsito Bandung.
Suyatno, Thomas, dkk., 2001, Kelembagaan Perbankan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Umar, Husein (2000), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan.
‘* Naskah ini dimuat pada : Media Informasi Ilmiah Universitas Mahasaraswati Mataram, GANECSWARA, Vol 4 Nomor 3, DESEMBER 2010, ISSN : 1978 - 0125.
Sumber : Jurnal ini telah diupload di gusekaartika.blogspot.com dengan Judul "Analisis Kinerja Keuangan Untuk Menentukan Tingkat Kesehatan Bank (TKS) Pada PT. BPR Primadi, Tahun 2008", http://gusekaartika.blogspot.com/2012/03/analisis-kinerja-keuangan-untuk.html