1. Nasionalisme
Menurut Arendt, chauvinism merupakan produk konsep nasional yang alamiah karena ia muncul dari ide lama tentang “misi Negara”. Misi Negara bisa diartikan sebagai upaya membawa cahaya kepada bangsa lain yang masih mengalami kegelapan, yang lebih miskin, atau karena alasan lain menyebabkan bangsa ini tertinggal.
Sumber : http://tulmax.blogspot.co.id/2016/06/perbedaan-patriotisme-nasionalisme-dan.html
Secara etimologis,
kata nasionalisme berasal dari kata
Latin nation, yang berakar pada kata nascor : “saya lahir”. Nasionalisme adalah
suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan. Nasionalisme
berasal dari kata nation (bangsa)
yang berarti suatu masyarakat yang tertib yang muncul dari kesamaan karakter,
atau kesamaan nasib (Hatta dkk, 1980).
Bangsa atau
nasional berarti menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri – ciri kesamaan,
baik fisik ( budaya, agama, Bahasa ) maupun non fisik ( keinginan, cita – cita,
dan tujuan ).
Dengan berkembangnya
system politik dan bernegara diseluruh dunia, pengeritan nasionalisme juga
mengalami pergeseran. Nasinalisme menerut Kohn (1961:11) adalah suatu paham
yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada
Negara kebangsaan. Semangat nasionalisme dipakai sebagai metode dan alat
identifikasi untuk mengetahui siapa kawan dan lawan.
2. Chauvinisme
Chauvinisme sebagai
paham kebangsaan, berlandaskan pada paham kebangsaan yang sempit didasarkan
pada pertimbangan realisme atau etnosentrisme. Menurut arti awalnya, chauvinism
merupakan rasa patriotism dan keyakinan akan superioritas dan kejayaan suatu
bangsa yang lebih dari bangsa yang lain. Pengertian ini kemudian diperluas
memasukkan yang diwujudkan dnegan kekerasan dan kebencian terhadap kelompok
lawan. Chauvinsme sering juga diberlakukan dalam konteks gender. Terutama untuk
menunjukkan bahwa gender tertentu lebih baik dari pada gender yang lain. Biasanya
ini berlaku untuk kaum laki – laki yang merasa lebih baik dari pada perempuan.
Chauvinism muncul
dari rasa nasionalisme yang berlebihan, berasal dari antroposentrisme. Lang
mendefinisikan chauvinism sebagai perilaku ideology yang muncul dari mereka yang
hidup pada posisi dominan dan dari hirarki politik hubungan kekuasaan
Chauvinisme merupakan cara berpkir supermatif yang mengabsahkan hubungan
kekuasaan yang tidak setara yang memunculkan diskriminasi terhadap kelompok
yang berstatus lebih rendah.
Menurut Arendt, chauvinism merupakan produk konsep nasional yang alamiah karena ia muncul dari ide lama tentang “misi Negara”. Misi Negara bisa diartikan sebagai upaya membawa cahaya kepada bangsa lain yang masih mengalami kegelapan, yang lebih miskin, atau karena alasan lain menyebabkan bangsa ini tertinggal.
Sumber : http://tulmax.blogspot.co.id/2016/06/perbedaan-patriotisme-nasionalisme-dan.html